-->
author

sticky

close
Mencari Nilai Jual Pesantren Sebagai Lembaga Non-Profit

Mencari Nilai Jual Pesantren Sebagai Lembaga Non-Profit

Salah satu hal penting dalam proses pemasaran modern adalah mencari nilai jual produk dan jasa. Nilai jual produk dan jasa ini yang akan menjadi daya tarik dibandingkan dengan produk dan jasa sejenis.

Nilai jual adalah apa yang dipersepsikan konsumen mempunyai manfaat dibandingkan oleh apa yang ia keluarkan. Dalam hal ini, konsumen mau mengeluarkan sesuatu jika ia merasa yakin akan mendapatkan manfaat dari jasa atau produk yang digunakan.

Nilai Jual Lembaga Pendidikan Non-Profit

Berkaitan dengan pesantren, pertanyaannya adalah: apakah pesantren sebagai sebuah organisasi pendidikan, yang tidak berorientasi profit, memerlukan sentuhan pemasaran modern, sehingga perlu bersusah payah memikirkan nilai jual seperti apa yang mereka harus berikan kepada konsumen, dalam hal ini santri dan wali santri.

Mungkin hal ini akan menjadi perdebatan panjang, tetapi salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah dengan semakin mudahnya masyarakat memperoleh informasi, makin banyaknya lembaga pendidikan, masyarakat semakin sadar untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik dan tuntutan merekapun semakin besar kepada setiap lembaga pendidikan dan pengajaran sesuai dengan kebutuhan mereka.

Hal ini juga terkait dengan fakta bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus berjalann terus-menerus yang keluaran (out-put)-nya adalah alumni dari lembaga tersebut. Kualitas pendidikan yang baik akan mampu menarik kader-kader dan santri terbaik, sehingga akan memudahkan proses pendidikan. Pemasaran modern tentu saja sangat memperhatikan masalah kualitas produk atau jasa yang diberikan, karena hal itulah yang ingin ditawarkan kepada konsumen.

Kembali pada bahasan tentang nilai jual, seperti disinggung di atas terdiri dari dua hal utama, yaitu apa yang didapat konsumen dibandingkan dengan apa yang mereka berikan. Jika kita bicara konsumen dalam konteks pesantren, maka sebenarnya ada dua pihak yang harus dibidik, yaitu calon santri dan wali ataupun orang tuanya.

Calon santri adalah konsumen adalah konsumen pengguna langsung dari pesantren, dan karena biasanya calon santri ini masih dalam tahapan remaja, orang tua memegang peran lebih penting. Orangtua-lah yang mengarahkan santri ini akan meneruskan sekolahnya di mana. Karena itu, manfaat pesantren menurut persepsi orangtua sangat penting.

Banyak sekali manfaat dan keuntungan pesantren yang bisa dijual kepada konsumen. Beberapa di antara manfaat ataupun keuntungan yang bisa dijadikan daya jual pesantren diantaranya:

Pertama, metodologi pendidikan dan pengajaran. Metodologi pendidikan dan pengajaran mencerminkan visi dan misi dari pesantren yang diterjemahkan dalam kehidupan keseharian santri. Dalam sistem pendidikan, masyarakat akan melihat apa saja yang dilakukan santri selama 24 jam, pendidikan apa saja yang mereka dapatkan, dan apa yang diharapkan dengan proses pendidikan tersebut.

Sementara dalam hal pengajaran, masyarakat akan melihat apa saja yang dipelajari santri selama di pesantren, ilmu dan keterampilan apa yang bisa didapatkan, bagaimana akreditasi pemerintah terhadap lulusannya, apakah diterima ketika masuk perguruan tinggi, berapa persen belajar agama dan umum, dan berbagai pertanyaan lain seputar pengajaran.

Yang menarik, karena sebagai sebuah proses, pendidikan dan pengajaran di pesantren sangat tergantung konteks budaya, masyarakat, dan juga pengelola pesantren pada kurun waktu tertentu. Karena itu, biasanya pola pendidikan dan pengajaran di satu periode tertentu mungkin saja berbeda dengan periode lain. Perubahan ini harus disadari sebagai sebuah keniscayaan, yang lebih penting adalah konsistensi terhadap nilai-nilai yang ingin dikembangkan pesantren. Masalah merode yang ingin dikembangkan seperti apa, sangat tergantung dari konteks waktu, budaya dan juga kemampuan dari unsur pengelola pesantren.

Hal kedua yang bisa menjadi daya jual pesantren adalah fasilitas pendidikan dan pengajaran yang dimiliki. Tidak bisa dipungkiri, untuk bisa membangun lingkungan pendidikan yang memadai, dibutuhkan berbagai fasilitas yang memadai. Fasilitas itu memang bukan segala-galanya, tetapi tanpa adanya fasilitas yang memadai, akan sulit mengharapkan hasil yang maksimal. Bahkan di beberapa lembaga pendidikan, fasilitas ini menjadi satu paket terpadu yang menyatu dengan metode pendidikan yang mereka kembangkan. Pengajaran bahasa misalnya, tanpa adanya fasilitas laboratorium bahasa yang memadai ataupu guru-guru yang mempunyai kemampuan baik, akan sulit mendapatkan hasil maksimal.

Hal ketiga yang bisa menjadi daya jual pesantren adalah nama besar (brand) pesantren itu sendiri. Dan seperti kita ketahui, membangun merek menjadi besar bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan konsistensi dan perjuangan puluhan hingga ratusan tahun untuk membangun menjadi kepercayaan masyarakat.

Konsistensi dan kerja keras selama bertahun-tahun itu juga perlu dikomunikasikan secara intens kepada masyarakat luas. Namun demikian, saat ini salah satu yang penulis rasakan masih kurang adalah bahwa masyarakat masih kesulitan mendapatkan informasi tentang sebuah pesantren. Jika dirunut labih jauh, santri yang masuk ke suatu pesantren biasanya karena memang keluarganya pernah nyantri di pesantren tersebut, atau orang satu desa-nya pernah nyatri di sana.

Padahal, ketika ingin memutuskan ke mana meneruskan sekolah anaknya, orangtua tentu saja melalui  berbagai proses dalam pengambilan keputusan ini, salah satunya adalah mencari informasi. Repotnya, orang sering tidak tahu ke mana kalau ingin mencari informasi tentang suatu pesantren.

Saat ini, penyebaran informasi pesantren yang utama adalah melalui alumni dan juga santri-santri yang setiap liburan pulang ke daerahnya masing-masing. Karena itu keberadaan lembaga ikatan alumni pesantren menjadi penting. Bisa jadi kegiatan mereka lebih banyak hanya kumpul-kumpul dan mengadakan silaturahmi biasa, tetapi ikatan alumni semacam ini merupakan simpul-simpul informasi yang sangat penting dan menyimpan banyak potensi besar. Tugas pengelola pesantren adalah bagaimana memanfaatkan ikatan alumni ini menjadi jaringan besar yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air. Dengan demikian, gaung pesantren dan manfaatnya menjadi semakin bertambah, yang akhirnya akan menambah daya jual pesantren itu sendiri.

Memanfaatkan internet juga menjadi salah satu alternatif memberikan informasi kepada khalayak. Pemanfaatan internet disa dilakukan dengan memiliki situs web sendiri ataupun membuka grup diskusi. Memiliki situs wed sendiri, di samping akan memudahkan orang dari berbagai pelosok dunia dalam mengakses informasi, juga akan memberikan nilai tambah sebagai pesantren yang siap dengan kondisi dan tantangan global. Dengan demikian, dari manapun di seluruh dunia ini, saat orang ingin mencari informasi tentang pesantren tersebut orang dengan mudah mendapatkan informasi saat itu juga.

Daya jual pesantren akan semakin tinggi jika ada di antara pengelola pesantren ataupun alumninya yang bisa memfungsikan diri sebagai public speaker di tingkat nasional. Dengan demikian, fungsi kehumasan (public relation) akan bisa dijalankan dengan baik. Namun yang perlu diperhatikan adalah, kerena biasanya public speaker itu adalah kiainya langsung, perlu adanya pengelolaan yang baik dan seimbang antara internal dan eksternal. Jangan sampai terlalu banyak mengurusi masalah di luar pesantren sehingga urusan internal terbengkalai. Bahkan jika diperlukan, bisa dibentuk semacam tim khusus yang memang mengurusi masalah eksternal pesantren sehingga konsentrasi kiai dan pimpinan pondok bisa lebih terfokus.

Pada akhirnya, daya tarik utama dari pesantren akan tumbuh dari sebuah kepercayaan panjang. Konsistensi terhadap nilai-nilai yang dijunjung, dengan peningkatan kualitas yang terus-menerus pada semua aspek akan memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa menyekolahkan anaknya ke pesantren adalah sebuah pilihan yang benar.

Previous
« Prev Post

adblock

Back Top