-->
author

sticky

close
Silaturahmi Tak Hanya Kepada Sesama Muslim

Silaturahmi Tak Hanya Kepada Sesama Muslim

“Wahai sekalian manusia, sebarkan salam, berilah makan kepada orang miskin, sambunglah tali kekeluargaan, dan shalatlah pada waktu malam ketika semua orang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.” (HR At-Tirmidzi – dengan mengatakan Hadis ini hasan shahih dan dinyatakan shahih oleh Al Hakim – dari Abdullah bin Salam).

Silaturahmi merupakan keutamaan dalam Islam. Beberapa orang, menganggap kesempurnaan Islam terletak pada rukum Islam saja. Asalkan telah menunaikan shalat, puasa, zakat, dan haji, maka sempurnalah ia.

Silaturahmi Tak Hanya Kepada Sesama Muslim

Padahal Islam bukan sebatas mengamalkan ajaran rukun Islam. Ada beberapa amalan lain yang menjadikan manusia istimewa di mata Allah. Di antaranya seperti disebut di dalam Hadis di atas. Baca Manfaat Silaturahmi Bagi Kehidupan Bermasyarakat

Merujuk pada Hadis di atas, keutamaan Muslim yang pertama adalah ufsus salam (menyebarkan salam). Di sini kita diajarkan untuk menyebarkan perdamaian dengan memasyarakatkan salam. Kedua, Waa’imu ta’am (memberi makan orang yang kelaparan). Jadi perjuangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yaitu makanan, merupakan bagian dari keutamaan Islam. Karenaya, waktu Ramadhan, kita akan memperoleh tambahan pahala saat memberi makanan berbuka bagi yang shaum. Makan adalah standar kesejahteraan. Dengan dipenuhinya kebutuhan pokok ini, yaitu makan, berarti terpenuhilah kesejahteraan manusia.

Anjuran ketiga, uwasilul arham (kembangkan silaturahmi). Silaturahmi adalah sarana yang paling ampuh untuk mewujudkan persaudaraan menuju persatuan. Silaturahmi merupakan bagian penting dari agama. Silaturahmi bukan sebatas berjabat tangan. Penerapan silaturahmi harus dimulai dalam rumah tangga, yaitu menjaga keharmonisan keluarga. Silaturahmi dalam keluarga, misalnya, silaturahmi antar ibu dan bapak, orangtua dengan anak, dll.

Di luar ruang lingkup keluarga, silaturahmi bisa diterapkan dengan menjaga keharmonisan hubungan seseorang dengan tetangga, dengan teman sekerja atau dengan masyarakat lingkungannya.

Silaturahmi mencakup hal-hal yang mendorong suatu pergaulan mesra antara orang dengan orang, antara orang dengan masyarakat. Oleh karananya, silaturahmi juga hendaknya diterapkan pada antar golongan, ormas dan partai. Silaturahmi bukan sekedar antar personal tetapi mencakup kelompok sosial. Semboyan yang kerap kali diusung oleh partai atau ormas, ukhuwah Islamiyah, misalnya, itu merupakan makna lain dari silaturahmi. Semboyan tersebut akan hanya menjadi slogan bila tidak diwujudkan suatu keharmonisan, tidak ada upaya saling membantu dan bekerjasama. Tentu semuanya dimulai dengan silaturahmi antarpersonal.

Seseorang yang mempraktikkan nilai silaturahmi secara luas, maka dengan sendirinya akan terbina persaudaraan atau ukhuwah Islamiyah. Dari silaturahmi akan terjadi ta’aruf atau saling mengenal. Perkenalan dapat menciptakan suatu masyarakan yang damai, dan mendorong kerjasama seluruh masyarakat, sehingga akan terbuka suatu pergaulan saling membantu. Orang kaya membantu yang miskin, buruh membantu majikan, dst. Selanjutnya, hal ini akan bermuara pada satu mental saling mendoakan satu sama lain. Orang yang saling mendoakan pasti akan memunculkan sikap saling mencintai. Dan dengan sendirinya akan terhindar dari mental ketidakpedulian. Jadi berkembangnya silaturahmi akan mengikis mental saling bermusuhan, saling iri, kecemburuan sosial, dls.

Bila kondiri masyarakat telah dilingkupi suasana saling membantu, saling empati dan saling mendoakan, maka akan mengarah pada bertambahnya rezeki, kehidupan sejahtera, berkecukupan dan bermartabat. Bagi orang kaya, minimal bersilaturahmi melalui sedekah dan zakatnya.

Ada momentum-momentum untuk memproritaskan pergaulan, misalnya dalam bulan Ramadhan. Untuk melengkapi ibadah puasa, maka silaturahmi harus digalakkan. Bentuknya bisa kunjungan ke orangtua, dll. Munculnya perilaku remaja yang menyimpang, merupakan efek dari hilangnya silaturahmi. Terutama silaturahmi antara orangtua dengan anak.

Silaturahmi bukan hanya terbatas pada sesama Muslim. Melainkan secara lintas agama. Dalam QS Alhujurat 13 (ayat tentang penciptaan manusia untuk saling mengenal) Allah menyapa bukan dengan Ya ayyuhalladzina amanu, melainkan dengan Ya ayyuhannasu. Karenanya, silaturahmi bukan terbatas pada sesama Muslim melainkan pada sesama Manusia.

Keutamaan Muslim yang keempat adalah shalat lail. Shalat lail dimaknai sebagai silaturahmi antara makhluk dengan penciptanya. Allah mengajarkan manusia untuk menyeimbangkan muamalahnya. Baik muamalah dengan makhluk maupun dengan Sang Khaliq.

Previous
« Prev Post

adblock

Back Top