-->
author

sticky

close
Pentingnya Kemasan Dalam Strategi Pemasaran Produk

Pentingnya Kemasan Dalam Strategi Pemasaran Produk

Suatu ketika, teman saya sedang berjalan di suatu tempat saat dia tertarik melihat penjual warung yang menawarkan nasi goreng dengan merek yang berbeda. Karena penasaran, ia pun mencoba membeli. Sebenarnya rasanya tidak terlalu jauh berbeda dengan nasi goreng lain, tetapi penyajiannya yang menarik. Nasi goreng itu disajikan bersamaan dengan telur goreng besar yang menutupi hampir seluruh piring. Kemudian di atas telur itu diberi cabai dan tomat sehingga mirip sebuah wajah. Penyajian yang brilian. Karena dengan penyajian yang seperti itu produk tersebut bisa dijual dengan harga lebih mahal.

Kisah lain, jika Anda sedang berjalan-jalan dikawasan Gelora Bung Karno Jakarta, cobalah berkeliling di sekitar stadion. Di situ banyak pedagang menjajakan nasi yang dioseng dengan sayur, disebut sebagai “nasi gila”. Sebenarnya rasanya tidak terlalu berbeda, tetapi dengan mengemasnya sebagai “nasi gila” membuat orang penasaran dan ingin mencoba.

Pentingnya Kemasan Dalam Strategi Pemasaran Produk

Mengemas suatu produk ataupun layanan dengan kreativitas merupakan seni tersendiri yang perlu dimiliki para pemasar. Karena, bisa jadi sebuah produk atau layanan yang sama jika dikemas dengan cara berbeda, akan membuat produk tersebut memiliki nilai tambah lebih di mata konsumen. Nilai tambah inilah yang memungkinkan konsumen untuk selalu loyal karena merasa tidak mendapatkannya pada tempat lain.

Dalam memasarkan produk, perusahaan bisa memetakan mana yang disebut sebagai produk atau layanan inti (core product) dan mana yang disebut produk atau layanan tambahan (supplementary product). Dalam versi berbeda, pakar pemasaran Hermawan Kertajaya menyebutnya sebagai content dan context.

Produk atau layanan inti adalah sesuatu yang generik yang memang ditawarkan perusahaan kepada konsumen. Industri minuman misalnya, yang ditawarkan secara generik adalah air, tetapi kemudian ditambahkan berbagai macam gula, buah-buahan, sirup, soda, dan lain-lain, maka jadilah produk yang berbeda antara satu dengan yang lain.

Jika hanya memberikan layanan inti, maka semua produk yang diberikan pelanggan hanya akan menjadi komoditas, di mana persaingan lebih banyak berfokus pada aspek harga dan distribusi produk. Layanan tambahan dan cara mengemas produk adalah salah satu cara membedakan satu produk dengan produk lain, sekaligus menghindarkan produk agar tak terjebak menjadi komoditas.

Banyak hal di sekitar kita yang menggambarkan bagaimana sekarang ini strategi mengemas produk menjadi sesuatu yang penting dalam program pemasaran. Kita masih ingat, bagaimana pada saat krisis, produsen berbagai produk mulai dari shampoo, pembersih rumah tangga, dan lain-lain, mengeluarkan kemasan sanchet. Strategi ini hanya mampu mempertahankan pelanggan yang berkurang daya belinya karena krisis, tetapi saat ini telah menjadi salah satu tren dalam pengelolaan produk.

Kita juga bisa belajar dari bagaimana dulu Akademi Fantasi Indonesia, Indonesia Idol, Kontes Dangdut KDI, dan berbagai kontes-kontes lain di televisi swasta dalam mengelola acara. TVRI dulu sebenarnya juga sering mengadakan acara serupa dalam tanjuk Bintang Radio dan Televisi, tetapi karena kemasannya kurang menarik, tidak menimbulkan efek pemasaran yang besar. Tetapi lihatlah bagaimana televisi swasta ini mengemas acara. Mereka mempunyai content yang sama, yaitu ajang pencarian bintang, tetapi dalam penyajian mereka tidak sekadar mengemas sebagai proses perlombaan biasa, tetapi dikemas dengan melibatkan penonton sebagai juri, dan digelar sebagai tontonan yang memikat.

Hasilnya adalah apa yang kita lihat, di mana berbagai kontes tersebut mampu memikat jutaan pemirsa yang berbeda karena gaya kemasan yang berbeda pula. Di sinilah content boleh sama tetapi kemasan bisa menentukan hasil akhir dari sebuah produk.

Memang tidak mudah untuk bisa mengemas produk dari sesuatu yang biasa menjadi produk atau layanan yang menarik di mata konsumen. Namun demikian, strategi kemasan produk harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari peluncuran produk agar tidak terjebak menjadi komoditas. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan strategi kemasan:

Pertama, perhatikan nilai tambah yang bisa diberikan oleh suatu produk terhadap konsumen. Idealnya, diperlukan penelitian dan pengamatan tentang pola konsumsi, gaya hidup, dan profil konsumen secara utuh sehingga apa yang kita berikan cukup bernilai buat mereka. Pemetaan terhadap profil dan kebutuhan konsumen ini penting mengingat perusahaan jangan sampai mengeluarkan investasi untuk konsumen tetapi ternyata mereka tidak membutuhkan.

Suatu produk atau layanan akan bernilai di mata konsumen jika produk atau layanan tersebut memberikan manfaat bagi mereka sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Nilai produk atau layanan akan bertambah jika apa yang mereka dapatkan dianggap lebih besar dibandingkan apa yang mereka bayarkan.

Grup Wings adalah salah satu contoh baik bagaimana mereka menjual produk yang dikemas dengan hadiah-hadiah kecil semacam gelas, piring, mangkok, dan berbagai kebutuhan dapur lain. Buat produsen, nilai hadiah ini sebenarnya tidak terlalu besar, tetapi ternyata di mata ibu-ibu yang menjadi konsumen utama, hadiah-hadiah semacam ini ternyata memberikan nilai tambah yang besar terhadap produk utama mereka.

Kedua, usahakan membungkus suatu produk atau layanan dengan sesuatu yang unik dan sulit ditiru oleh pesaing. Walaupun harus diakui, mencari keunikan ini membutuhkan kreativitas tersendiri, tetapi kalau mudah ditiru pesaing akan menurunkan nilai tambah tersebut di mata konsumen.

Teknologi bisa menjadi salah satu faktor penting yang bisa menjadikan produk atau layanan lebih unik dibandingkan yang lain. Perusahaan taksi Blue Bird beserta grupnya, layanan mereka adalah taksi, yaitu rental kendaraan dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan argo untuk menentukan harga. Membedakan diri dari yang lain. Blue Bird melengkapi pelayanannya dengan teknologi GPS yang mampu memantau di mana armadanya berada. Bagi produsen, teknologi ini akan memudahkan mereka memantau keseluruhan taksi sebagai asset utama mereka. Sedangkan bagi konsumen, salah satu nilai tambah utama mereka adalah waktu tunggu dari saat memesan hingga taksi datang lebih dipercepat.

Hal lain yang bisa dibuat unik adalah keterampilan ataupun sajian khusus. Contoh yang baik untuk ini adalah penyajian makanan di restoran Padang, di mana hampir semua pelayannya mampu secara akrobatik membawa lauk pauk di tangannya dalam jumlah yang banyak hingga memenuhi kedua lengannya.

Yang juga bisa dicoba adalah bahwa kadang kita mengonsumsi suatu produk atau memanfaatkan layanan bukan karena tertarik pada produk ataupun layanan inti, tetapi pada layanan tambahannya. Misalnya, bisa jadi kita senang untu makan di suatu restoran, bukan karena ayam atau ikan goreng yang ada di sana, tetapi karena sambal yang enak, piring yang unik, ataupun cara penyajian yang berbeda.

Ketiga, dalam banyak kasus, packaging suatu produk ataupun layanan haruslah mampu memberikan pengalaman yang mengesankan buat konsumen. Pola pemasaran dengan memperhatikan pengalaman pelanggan (experiental marketing) saat ini menjadi salah satu tren untuk bisa mengikat pelanggan menjadi loyal.

Untuk membangun pengalaman dengan konsumen, cara terbaik adalah membuat mereka merasa terlibat dengan layanan kita. Adanya proses interaksi dengan pelanggan ini menjadikan mereka merasa dilibatkan secara aktif. Apalagi, jika interaksi tersebut bisa melibatkan emosi pelanggan, tentu saja akan semakin mengikat konsumen dengan produk tersebut.

Kontes Indonesian Idol  dan berbagai kontes televisi yang marak akhir-akhir ini adalah salah satu contoh bagus bagaimana membangun interaksi yang melibatkan emosi penonton. Dengan melibatkan emosi dan interakstivitas dengan penonton menjadikan produk tersebut merasa dimiliki oleh mereka yang akhirnya menjadikan mereka loyal untuk menonton produk tersebut.

Pada akhirnya, mengemas produk memang menjadi salah satu hal yang kritikal dalam strategi pemasaran. Kemasan bukan lagi sekedar bagian kecil dari strategi produk, tetapi di masa depan bisa menjadi faktor penting keunggulan bersaing perusahaan.

Previous
« Prev Post

adblock

Back Top