-->
author

sticky

close
Bagaimana Menghadapi Dan Mengelola Perubahan Hidup

Bagaimana Menghadapi Dan Mengelola Perubahan Hidup

Perubahan adalah suatu keniscayaan yang harus dihadapi karena pada hakikatnya hidup manusia adalah proses yang terus berubah. Tidak berubah berarti kematian telah mendatangi. Charles Darwin pernah mengatakan: “Yang akan bertahan di dunia ini bukanlah yang paling kuat, tetapi yang bisa beradaptasi dengan berubahan”.

Mengapa Takut Pada Perubahan Hidup

Ada dua alasan kuat mengapa orang harus berubah. Pertama adalah alasan eksternal dan kedua adalah alasan internal. Dari sisi eksternal, perubahan diperlukan karena semua faktor yang mempengaruhi kehidupan pasti berubah. Mulai dari faktor politik, ekonomi, sosial, dan budaya terus mengalami perubahan setiap harinya. Tantangan dan kebutuhan hidup manusia berubah dari waktu ke waktu. Karena itu, dibutuhkan kemampuan dan persiapan yang berbeda. Pada sisi lain, secara internal, pola kehidupan seseorang, pengalaman, pengetahuan, keterampilan, kemampuan fisik, dan juga usia juga terus berubah.

Namun demikian, untuk berubah bukanlah hal yang mudah. Sering terjadi orang terbelenggu masa lalu dan terjebak pada romantisme pengalaman kesuksesan ataupun kegagalan yang pernah terjadi. Orang yang sukses di masa lalu dengan cara dan metode yang dipakai, akan cenderung mempertahankan prinsip-prinsip yang dia yakini, walaupun sebenarnya lingkungan yang dihadapi sudah berubah.

Alasan lain orang tidak mau berubah adalah karena dirinya sudah merasa mapan, enak dan nyaman dengan kondisi yang dia miliki sekarang. Kondisis ini sering disebut sebagai comfort zone, zona kenyamanan di mana orang sudah merasa puas dengan apa yang dia miliki. Kecenderungannya adalah orang tidak lagi mau belajar, memperbaiki diri, dan menambah pengetahuan ataupun keterampilan yang seharusnya ia lakukan. Akibatnya ketika tantangan dan persaingan berjalan dengan cepat, kemampuan dan pengetahuan yang dimilinya sudah tidak memadai.

Seringkali, orang tidak mau berubah karena penyakit kerakutan akan persepsi yang sebenarnya ia bikin sendiri. Taku gagal adalah yang paling umum, di samping takut miskin, takut tidak dihormati dan ketakutan-ketakutan lain yang belum tentu terjadi. Padahal, penyakit takut ini tidak lebih dari permainan persepsi dan pikiran. Kegagalan, bagi orang-orang sukses tidak lebih dari proses untuk menuju kesuksesan.

Orang yang maju adalah orang-orang yang tidak takut menghadapi perubahan. Karena memang perubahan bukanlah suatu hal yang perlu ditakutkan, tetapi perlu dipersiapkan dalam menghadapinya. Pertanyaannya kemudian bagaimana menghadapi dan mengelola perubahan?

Setiap manusia mempunyai ukuran-ukuran yang bisa diperkirakan. Tuhan memberikan ukuran-ukuran (takdir) di mana manusia tinggal memilih dan berusaha berdasarkan ukuran-ukuran tersebut. Ukuran itu adalah kemampuan, pengetahuan, serta rencana masa depan. Pengetahuan akan ukuran dan kemampuan pribadi ini sangat penting karena seperti yang sering diingatkat: “Hancurlah manusia yang tidak mengenal ukuran (kemampuan) dirinya.”

Untuk bisa mengelola perubahan dengan baik, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Pertama, orang perlu visi tentang arah dan masa depan dirinya. Visi adalah gambaran masa depan seseorang; ia akan menjadi seperti apa. Mirip dengan mimpi, visi adalah angan-angan dalam pikiran. Tetapi bedanya, orang bisa bermimpi apa saja, tetapi tidak ada kewajiban terhadap diri sendiri untuk mencapainya.

Visi memberikan arah bagaimana seseorang berjalan menghadapi hidup, tantangan dan persaingan. Visi yang baik akan memberi gairah, semangat, dan kepercayaan diri yang benar. Karena itu, jika seseorang ingin menuai keberhasilan, ia harus punya visi yang jelas.

Kedua, pengelolaan perubahan memerlukan persiapan dari sisi keterampilan dan pengetahuan. Orang perlu melakukan uji diri (self assessment) terhadap keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki. Ambil saja contoh kemampuan berbahasa asing, perlu dilihat yang dimiliki sekarang dan bagaimana mempersiapkan kemampuan tersebut untuk bisa terus bersaing di masa depan.

Dalam hal keterampilan dan pengetahuan ini, biasanya orang membagi dua; keterampilan dan pengetahuan utama, serta pendukung. Keterampilan dan pengetahuan utama adalah yang diperlukan dalam minat dan pekerjaan sehari-hari sekarang. Seorang guru misalnya, perlu keterampilan dan pengetahuan tentang komunikasi, penguasaan kelas, psikologi, dan berbagai hal lain sebagai yang utama. Tetapi, sebagai pendukung, ia juga perlu pengetahuan tentang komputer, bahasa dan riset.

Ketiga, mengelola perubahan perlu konsistensi dan disiplin diri yang kuat. Berubah memerlukan pengorbanan di banyak hal. Di samping itu, biasanya perubahan memerlukan proses panjang yang terkadang tidak bisa dilihat hasilnya secara cepat. Tekad yang kuat untuk berubah akan sangat membantu.

Terakhir agar tidak terlindas oleh perubahan zaman, mulailah berubah dari sekarang. Jangan tanya bagaimana caranya, karena perubahan dalam diri seseorang biasanya dimulai dari keinginan dan nurani yang paling dalam.

Previous
« Prev Post

adblock

Back Top