-->
author

sticky

close
Sistem Pendidikan Pesantren Berasal Dari Agama Hindu

Sistem Pendidikan Pesantren Berasal Dari Agama Hindu

Kehadiran pondok pesantren di Indonesia sezaman dengan masuknya Islam di Indonesia, yaitu pada abad pertama Hijriyah. Hal ini dimungkinkan karena sebelumnya sudah ada hubungan komunikasi antara Jazirah Arabiyah dengan Indonesia. Hubungan komunikasi tersebut terjalin melalui jalur perdagangan.

Sejarah Munculnya Pesantren

Sebelum Islam datang, para saudagar di Jazirah Arabiyah telah mempunyai hubungan dagang dengan Tiongkok. Hubungan perdagangan itu terjalin melalui 2 jalur, yaitu jalur darat dan jalur laut. Melalui jalur laut, para saudagar dari Arab kerap singgah di Aceh, Malaka, dan daerah-daerah lain di Indonesia termasuk Pulau Jawa. Karena itu tidak heran bila kemudian di beberapa daerah pesisir, banyak ditemukan peninggalan para saudagar Islam dari Arab.

Pada tahun 150 Hijriyah, di Aceh ada satu peninggalan yang disebut kafilah. Kafilah ulama berjumlah 150 orang itu, konon dikirim oleh Khalifah Abbasiyah, Harun Ar-Rasyid, dalam satu perahu layar. Mereka kemudian tinggal dan menetap di Aceh. Di antara mereka, ada yang menjadi menantu raja di sana. Mereka berbaur dengan masyarakat untuk menyiarkan Islam. Di setiap pelabuhan, atau di tempat mereka tinggal, mulai terjadi penyebaran agama Islam. Sejak saat itulah mulai ada sentra-sentra dakwah, yang merupakan cikal bakal dari pondok pesantren.

Secara terminoligis, dilihat dari bentuk dan sistemnya, sistem pendidikan yang ada di pesantren sebenarnya berasal dari agama Hindu. Jauh sebelum Islam tersebar di Indosesia, sistem pendidikan tersebut telah digunakan secara umum untuk pengajaran dan pendidikan dalam agama Hindu di Pulau Jawa. Setelah Islam datang dan tersebar, sistem tersebut lalu diadopsi oleh Islam. Istilah “pesantren” seperti halnya istilah “mengaji”, “rangkang” di Aceh, “langgar" atau “surau” di Minangkabau bukan berasal dari istilah Arab, melainkan India (Karel A Steenbrink, 1986).

Sementara itu Zamarkhsari (1983) menyebutkan, istilah “pesantren” berasal dari akar kata “santri” yang mendapat awalan “pe” dan akhiran “an” yang berarti “tempat tinggal para santri”. Istilah santri berasal dari bahasa Tamil (di India), yang berarti “guru mengaji”. Sedangkan pakar lain, CC Berg, berpendapat, istilah “santri” berasal dari kata “shastri” yang dalam bahasa India berarti “orang-orang yang mengetahui buku-buku suci agama Hindu”, atau “sarjana ahli kitab suci agama Hindu”.

Islam di Pulau Jawa diperkenalkan oleh para Wali Songo. Melalui interaksinya dengan raja-raja Majapahit, Islam dapat dengan cepat menyebar. Maka mulailah pesantren masuk lingkungan kerajaan. Istilah “sunan” berasal dari kata “susuhunan” yang juga berarti raja. Saat itu pesantren merupakan lembaga formal yang berjenjang. Ada pesantren kampung, pesantren kecamatan, dan lain sebagainya, dengan pusatnya di Ampel, Surabaya. Pesantren saat itu tidak saja mengajarkan agama, tapi juga pelajaran manajemen, administrasi pemerintahan, kemiliteran, pertanian, politik, dan lain sebagainya. Karena cakupan ilmunya yang luas itu, banyak putra raja dari Tidore, Ternate, dan Sulawesi yang mondok di Ampel, di Gresik, di Bonang, dan Cirebon untuk menimba ilmu. Melalui raja-raja itulah dakwah Islam bisa tersebar di Indonesia secara damai.

Di masa penjajahan, akibat sikap non-cooperatif yang diambil para kiai, pesantren banyak tergusur ke daerah pedesaan (pinggiran). Meski demikian, pesantren tetap memainkan perannya, mendidik generasi, mecetak kader-kader pemimpin bangsa. Peran ini mulai menurun saat Belanda menerapkan sistem sekolah di pesantren-pesantren.

Di masa sekarang, pesantren secara garis besar bisa dikelompokkan menjadi tiga golongan. Pertama, pesantren salafiyah yang konsisten dengan kesalafannya. Pesantren jenis ini misalnya, Pondok Pesantren Lirboyo, Ploso, Sidogiri, dll. Kedua, pesantren modern, yaitu pondok pesantren yang menerapkan sistem klasikal. Missal, Pondok Modern Gontor. Ketiga, pesantren yang semula salafiyah namun kemudian menerapkan kurikulum dari pemerintah dengan membuat madrasah seperti madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah, madrasah aliyah, bahkan sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dll. Demikianlah, ketiga jenis pondok pesantren ini bahu membahu mendidik generasi bangsanya.

sejarah munculnya pesantren,makalah sejarah pesantren,sejarah singkat pondok pesantren,sejarah perkembangan pondok pesantren,dasar dan tujuan pondok pesantren,sejarah pondok pesantren lirboyo kediri jatim,tipologi pesantren,pengertian pondok pesantren

Previous
« Prev Post

adblock

Back Top