-->
author

sticky

close
Lebaran Waktu Terbaik Untuk Kenalkan Silsilah Kepada Anak

Lebaran Waktu Terbaik Untuk Kenalkan Silsilah Kepada Anak

Biasanya lebaran hanya milik orang dewasa. Sementara anak-anak hanya dijadikan “pelengkap” saja. Wajar bila anak-anak kurang merasa antusias bila diajak bersilaturahmi ke rumah saudaranya. Mereka lebih suka pergi bersama teman-teman seusianya.

Padahal, lebaran merupakan momentum paling baik untuk mengenalkan keluarga besar kepada anak-anak. Boleh jadi, anak kita tidak terlalu tahu siapa saudara sepupunya. Terlebih jika kita tergolong keluarga besar.

Lebaran Waktu Terbaik Untuk Kenalkan Silsilah Kepada Anak

Menurut Henny Supolo, salah satu praktisi pendidikan yang tinggal di Jakarta, lebaran merupakan saat paling baik untuk mengenalkan anak kepada “akar”nya. “Anak bisa paham apa yang disebut keluarga,” kata Henny. Terlebih kehadiran keluarga pada pertemuan lebaran jauh lebih lengkap dibanding pertemuan hari-hari lain.

Berbagai sebutan khusus yang diajarkan sesuai posisi dalam keluarga juga menjadi sangat konkrit ketika seluruh keluarga berkumpul. Misalnya, mengapa yang ini disebut “Mas” (saudara segenerasi yang lebih tua) dan mengapa pula yang lain disebut Pakde (saudara tertua ayah/ibu) padahal usianya lebih muda. Atau mengapa yang ini disebut “Mbak”, sementara yang lainnya disebut “Tante” meskipun usianya sebaya. Ada lagi yang menyebut Pak Tua, Pak Lik, Wak, Uyut, Teteh, Aak, dan sebagainya.

“Ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk mengenalkan di mana posisi anak kita dalam keluarga besar tersebut,” ujar Henny.

Dengan berkumpul bersama keluarga besar, anak juga akan belajar berkomunikasi. Mereka dituntut berbicara di sebuah ruangan di mana terdapat beragam orang dengan berbagai usia. Mereka juga belajar beradaptasi sekaligus bersosialisasi.

Sementara menurut Winda, salah seorang pendidik di Lembaga ar-Raffi, Bandung, banyak orang tua yang malas menceritakan silsilah keluarga kepada anak. Padahal, cerita tentang silsilah bisa menumbuhkan kesadaran bersaudara kepada anak-anak, baik terhadap nenek moyang yang telah wafat, maupun kepada saudara yang berjauhan.

Makna Silaturahmi

Kata silaturahmi berasa dari istilah shilah al-rahmi. Shilah artinya menyambung, sedangkan al-rahmi berarti rahmat. Keseluruhan arti silaturahmi adalah menyambung rahmat.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa menjamin untukku satu perkara, aku jamin untuknya empat perkara. Hendaknya ia bersilaturahmi, niscaya keluarga akan mencintainya, diperluas baginya rezekinya, ditambah umurnya, dan Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang dijanjikan-Nya,” (HR Ar-Rabii).

Bersilaturahmi bisa menjadi momentum yang baik untuk saling memaafkan. Anak menjadi terbiasa berada dalam lingkungan di mana orang mengakui kesalahannya dan menerima maaf dari orang lain.

Apalagi bila dalam keluarga besar tersebut terdapat kebiasaan yang sudah mentradisi. Misalnya, sungkem beramai-ramai kepada para orang tua, kakek, dan nenek. Waktu sungkem biasanya selalu ada suasana haru. Apalagi ketika nenek dan kakek memberi pesan pendek kepada anak dan cucunya. Semua ini akan dikenang anak hingga ia dewasa kelak.

Sambut Lebaran

Anak usia dini, jangan sekali-kali dipaksakan untuk memahami makna lebaran secara detail. Jika mereka memahami lebaran itu sebagai suasana yang menggembirakan, maka biarkanlah pemahaman itu berada dibenaknya.

Anak usia dini tak boleh dibebani muatan kepentingan yang terdengar aneh di telinga mereka. Kalau memang anak-anak baru mampu memahami lebaran sebagai sebuah kebahagiaan, biarkanlah mereka memahami seperti apa yang mereka pahamai. Jika bagi mereka lebaran itu berarti makan ketupat, biarkanlah seperti itu. Sebab, jika anak-anak kita ceramahi dengan kajian ilmiah, mereka akan semakin bingung. Dan pada akhirnya, akan berdampak mereka kurang menyukai datangnya hari lebaran.

Previous
« Prev Post

adblock

Back Top