-->
author

sticky

close
Kiat-kiat Membangun Kerjasama Yang Baik Dan Solid

Kiat-kiat Membangun Kerjasama Yang Baik Dan Solid

Kiat-kiat Membangun Kerjasama Yang Baik Dan Solid - Wa kullu insanin fa labudda lahu #min shahibin yahmilu ma atsqalahu; fa  innama-r-rijalu bi-l-ikhwani # wa-l-yadu bi-s-sa’idi wa-l-banani. Syair karya Syarif al-‘Abbasi (wafat 504 H) ini menerangkan kepada kita, setiap insan haruslah bekerjasama agar beban hidup (kebutuhan material dan spiritual) terasa lebih ringan. Orang-orang yang sempurna kedewasaannya hanyalah mereka yang mampu bekerjasama dengan sesama sebagaimana tangan yang lengkap hanyalah yang memiliki lengan dan jari-jari. Tidakkah kita sadari, bahwa ternyata kerjasama yang solid antara lengan dan jari-jari itu telah menghasilkan peradaban yang sangat mencengangkan dunia! Maka, membangun kerjasama sosial yang solid adalah keniscayaan.

cara menciptakan kerjasama yang baik dalam tim

Kerjasama adalah salah satu bentuk interaksi sosial yang bersifat asosiatif antara individu dengan individu atau kelompok. Kedua belah pihak secara bersama -sama (aktif) mewujudkan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Dan, itu memerlukan komitmen bersama. Bukanlah kerjasama jika yang aktif hanya salah satu pihak atau hanya untuk tujuan dan kepentingan pihak tertentu. Yang kita inginkan bukan hanya label kerjasama tanpa substansi. yang kita inginkan bukan penzaliman atau penipuan, bukan pula larutnya jatidiri individu-individu dalam kepribadian kolektif. Karena di dalam kerjasama, kepribadian dan rasionalitas harus tetap dibangun dan dikembangkan.

Membangun kerjasama yang solid diperlukan prinsip qurani dan kiat sukses. Prinsipnya adalah kebaikan dan ketakwaan kepada Alla swt dan jangan bersekongkol merekayasa kejahatan. Sedangkan kiat-kiatnya tercermin dari prinsip itu; ada integritas kepribadian, pencarian hikmah dibalik hasil kerjasama, komunikasi yang membangun, menghargai waktu, komitmen, tanggung jawab, keluwesan dan keselarasan dzikir-fikir dan jiwa-raga. Itulah paradigma, itulah dasar berpikir dan bertindak dalam menjalin hubungan kerjasama yang baik dan solid dengan sesama secara cersdas.

Konsekuensinya, pertama-tama kita tidak akan membangun kerjasama yang berujung pada perbuatan dosa dan permusuhan (konflik). Hanya kerjasama sosial di bawah pancaran keridhaan Allah sajalah yang kita bangun secara solid. Namun, soliditas kerjasama tidak akan terjadi tanpa kiat-kiat: harus ada integritas kepribadian dari kedua pihak. Wujudnya adalah kejujuran jiwa, ketulusan hati, “tidak ada dusta di antara kita”. Tanpa integritas kepribadian seperti itu, kerjasama hanyalah tinggal label atau nama.

Sekapi hasil kerjasama dengan hikmah. Apapun hasilnya patut disyukuri. Karena itu dalam mencapai tujuan bersama tidak ada istilah kegagalan. Hasil pencapaian kerjasama merupakan informasi penting yang kita perlukan sebagai umpan balik (feedback) untuk menuju keberhasilan. Itulah awal kesuksesan.

Komunikasi yang membangun (qaulan karima). Niat baik dalam berbicara juga merupakan faktor soliditas sebuah kerjasama. Ini prinsip! Karena itu, kedua pihak harus berbicara dengan jujur dan saling bertanggungjawab. Dalam hal ini termasuk menghindari gosip (ghibah) dan komunikasi berbahaya lainnya.

Menghargai waktu. Lakukan sekarang dan jangan tunda pekerjaan! Itulah prinsip yang harus dipegang oleh kedua pihak. “La tu-akhir ‘amalaka ila-l-ghadi ma tastathi’u an ta’malahu-l-yauma, (jangan tunda pekerjaanmu sampai besok padahal engkau sanggup menyelesaikannya sekarang”. Kita perlu memusatkan perhatian pada sekarang ini dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.

Komitmen, yakni keterikatan pada kewajiban sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing dalam struktur sosial yang jelas. Kerjasama akan rapuh jika tidak dibangun di atas komitmen yang kuat. Wujudnya adalah, kedua pihak harus saling memenuhi janji dan kewajiban bersama, melaksanakan visi bersama, dan melakukan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan bersama.

Tanggung jawab; itulah inti kiat sukses dalam membangun kerjasama yang baik dan solid. Tanggung jawab bersama. Tanggung jawab tidak bisa dibagi. Yang bisa dibagi dalam kerjasama adalah tugas atau pekerjaan. Karena itu kedua pihak harus bertanggung jawab atas tindakan masing-masing demi mencapainya tujuan bersama.

Sikap luwes atau fleksibel juga sangat diperlukan untuk membangun soliditas sebuah kerjasama. Wujudnya, kedua belah pihak harus bersikap terbuka terhadap perubahan atau pendekatan baru yang dapat membantu mereka memperoleh hasil yang diinginkan.

Keseimbangan. Itulah kiat penting yang harus diperhatikan untuk membangun soliditas suatu kerjasama. Wujudnya, kedua pihak harus menjaga keselarasan jiwa dan raga; dzikir dan fikir. Semua itu memiliki hak sesuai dengan porsi masing-masing.

Previous
« Prev Post

adblock

Back Top