-->
author

sticky

close
Dampak Positif Negatif Minum Kopi Setiap Hari

Dampak Positif Negatif Minum Kopi Setiap Hari

Anda pencinta kopi? Kabar gembira buat Anda. Menurut penelitian para ilmuan Finlandia, selain membuat gelisah, minum kopi lebih dari tiga cangkir per hari dapat mengurangi risiko diabetes tipe2. Penelitian yang dimuat The Journal of the American Medical Association ini menunjukkan efek perlindungan kopi pada risiko diabetes meningkat seiring dengan tingginya konsumsi kopi. Terutama bagi wanita.

Wanita yang minum kopi lebih dari 10 cangkir per hari memiliki risiko diabetes 79 persen lebih rendah dibanding yang tak minum. Begitu juga pria yang minum kopi dalam jumlah yang sama, 55 persen lebih rendah.

Dampak Positif Negatif Minum Kopi Setiap Hari

Hasil ini merupakan gabungan survey yang dilakukan tahun 1982, 1987, dan 1992 yang melibatkan hampir 15 ribu pria dan wanita sehat berumur 35 sampai 64 tahun yang tidak memiliki sejarah diabetes dan penyakit kronis lain pada awal penelitian.

Diduga, efek positif kopi diperoleh dari beberapa bahan seperti magnesium, antioksidan, phytoestrogen, dan lain-lain pada kopi. Bahan-bahan tersebut mampu mengatur kadar gula dalam darah.

Selain itu, kafein pada kopi dianggap mempengaruhi sekresi insulin. Ketidaknormalan tingkat insulin dapat menurunkan gula darah. Ini juga mempengaruhi risiko diabetes tipe2.

Keuntungan lain, kopi bisa merangsang tubuh melakukan berbagai aktivitas, mencegah munculnya kanker prostat (kandungan boron dalam kopi mencegah kanker prostat), membantu mengatasi asma, serta batu ginjal.

Kafein yang secara rutin diberikan kepada bayi premature dapat menekan gangguan pernapasan apnea. Kafein juga meningkatkan daya kerja aspirin dan obat-obatan penghilang rasa sakit lainnya. Itu sebabnya pada beberapa jenis obat pereda demam dan sakit kepala ditambahkan unsur kafein.

Namun, para peneliti mengatakan, terlalu dini untuk menyarankan orang meningkatkan konsumsi kopi sehari-hari. Sebab, penelitian lain menyatakan minum kopi dalam jumlah yang banyak memiliki banyak risiko. Apa itu?

Mengenal Kafein

Menurut Dra Astri Rozanah, biolog pemerhati masalah kesehatan dan lingkungan, kafein adalah zat kimia yang berasal dari tanaman yang dapat menstimulasi otak dan sistem saraf. “Kafein tergolong jenis alkaloid yang juga dikenal sebagai trimetilsantin. Selain pada kopi, kafein juga banyak ditemukan dalam minuman teh, cola, coklat, minuman berenergi cokelat, maupun obat-obatan,“ katanya.

Kandungan kafein pada secangkir kopi sekitar 80 sampai 125 miligram, secangkir espresso, kopi tubruk, atau kopi saring, sekitar 80 mg. sedangkan dalam kopi instan sekitar 65 mg kafein.

Satu kaleng soft drink cola mengandung sekitar 23 sampai 37 mg, the mengandung sekitar 40 mg, sedangkan satu ons cokelat mengandung sekitar 20 mg.

Sejauh ini, ungkap Astri, belum ada penelitian ilmiah yang menyatakan konsumsi kafein dalam taraf normal berbahaya bagi kesehatan. Namun, minum kopi secara berlebihan dapat menimbulkan banyak masalah, seperti warna gigi berubah, bau mulut, meningkatkan stress, serangan jantung, kemandulan pada pria, gangguan pencernaan, kecanduan, bahkan penuaan dini. Kafein juga merupakan salah satu penyebab utama sakit kepala.

Beberapa penelitian menyebutkan, mengonsumsi kopi dalam jumlah berlebihan di pagi hari dapat meningkatkan tekanan darah dan memicu produksi hormon penyebab stress selama satu hari penuh. “Kafein dalam kopi merangsang kelenjar-kelenjar adrenal, yang dapat meningkatkan salah satu faktor penyebab stress setelah 18 jam,” katanya. Bahkan akan terbawa sampai malam hari menjelang waktu tidur.

Para peneliti juga menemukan, minum terlalu banyak kopi dapat meningkatkan kemungkinan terkena serangan jantung. “Kopi mengandung unsur yang disebut terpenoid. Unsur ini diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah,” jelas Astri. Akibatnya, pembuluh darah arteri tersumbat dan jantung akan bekerja sangat keras untuk memompa darah.

Perempuan yang minum dua cangkir kopi atau lebih per hari dapat meningkatkan risiko terkena pengeroposan tulang (osteoporosis). “Dampak kafein pada perempuan hamil sedikit banyak akan berpengaruh terhadap janinnya. Meski konsumsi kafein yang normal dalam kehidupan sehari-hari umumnya tak sampai memberikan pengaruh ke janin,” tutur Astri.

Sebenarnya, ungkap Astri, mengonsumsi kafein secara normal dalam kehidupan sehari-hari , yaitu 2-3 cangkir kopi sehari misalnya, tidak memiliki pengaruh negatif apa pun.

Hasil penelitian lain menyebutkan, bayi yang ibunya terlalu banyak minum kopi ketika hamil mempunyai risiko tinggi terkena epilepsi. Kafein dapat menyebabkan proses pelepasan muatan listrik secara berlebihan dan tidak teratur dari sel otak bayi karena kekurangan oksigen. Akibatnya, terjadi kerusakan sel otak, terutama bagian otak besar yang mengontrol memori.

Kaum pria yang mengonsumsi kafein terlalu banyak, kata Astri lagi, diperkirakan dapat menyebabkan kemandulan karena dapat menurunkan jumlah sperma atau merusaknya. “Pasangan yang memiliki masalah kesuburan usahakan mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein,” ujar Astri.

Beberapa laporan juga menyebutkan, kopi dapat mengganggu saluran pencernaan dengan meningkatnya kadar keasaman perut sehingga menyebabkan timbulnya luka pada dinding saluran pencernaan. Selain itu, kafein mengandung zat diuretic, yaitu zat yang membuat orang mengeluarkan air seni lebih banyak.

Kecanduan terhadap kafein diperkirakan dapat terjadi jika mengonsumsi lebih dari 600 miligram kafein (setara lima sampai enam cangkir kopi 150 ml) per hari selama 8-15 hari berturut-turut. Sedangkan dosis kafein yang dapat berakibat fatal bagi manusia adalah 150 miligram per kilogram berat badan. Jika diukur dengan suguhan minuman kopi, dosis fatal tersebut setara dengan 50-200 cangkir kopi per hari.

Selain itu, kopi tidak memiliki nilai nutrisi yang nyata bagi tubuh, kecuali jika Anda tambahkan krim atau susu ke dalamnya.

Setelah menimbang keuntungan dan risiko tersebut, kata Astri, jika kita tergerak untuk berhenti bergantung pada kopi, ada baiknya lakukan secara perlahan-lahan, jangan mendadak. Kurangilah mengonsumsi kopi secara bertahap. “Mengonsumsi kopi tidaklah terlalu buruk jika dalam jumlah yang tidak berlebihan,” tandas Astri.

Hanya saja, bagi penderita penyakit jantung, diabetes, maag, dan hipertensi, disarankan agar lebih berhati-hati dalam mengonsumsi sumua produk yang mengandung kafein. Jika Anda menderita penyakit ini tetap ingin mengonsumsi kopi, minumlah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh. Hal ini merupakan jalan terbaik demi menemukan lebih banyak manfaat daripada kerugian.

Previous
« Prev Post

adblock

Back Top