-->
author

sticky

close
Memahami Makna Pentingnya Menyambung Tali Silaturahmi

Memahami Makna Pentingnya Menyambung Tali Silaturahmi

Silaturahmi telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia. Al-Qur’an dalam surah Ali Imran ayat 112 mengatakan, “Di mana saja manusia berada akan diliputi kehinaan, kecuali orang-orang yang berbegang teguh pada tali Allah dan pendekatan sesama manusia.

Pun demikian dengan Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: Rasulullah SAW bersabda, “Apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknat Allah, ditulikan telinganya dan dibutakan matanya. Maka, apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci?

Memahami Pentingnya Menyambung Tali Silaturahmi

Menurut KH Lutfi Fathullah, pakar Hadis dari UIN Syarif Hidayatullah, silaturahmi berasal dari kata silah dan rahmi. Silah artinya hubungan, dan rahmi berarti rahim atau saudara.

Secara epistemology, silaturahmi berarti hubungan dengan saudara. Di dalam Islam, saudara berarti orang-orang yang seiman, seaqidah, sedarah, dan sebangsa. Namun, kata Lutfi lagi, silaturahmi tidah terbatas pada orang-orang seagama saja, apalagi keluarga terdekat saja. Maimun bin Mahram pernah berpesan: Ada tiga perkara yang tidak perlu dibedakan antara Muslim dengan non-Muslim, yaitu ketika berjanji tepatilah, hubungan kekeluargaan sambunglah, dan amanat mereka sampaikanlah.

Islam adalah agama yang kamil (lengkap). Bukan hanya mengajarkan hungan antara manusia dengan Allah (habluminallah), melainkan juga hubungan dengan manusia (habluminannas). Rasulullah bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan tali silaturahmi.

Ada juga sebuah riwayat yang mengatakan, “Apabila seseorang menemukan lailatul qadar dan puasanya diterima oleh Allah (makbul) maka seluruh dosanya akan diampuni, kecuali dosa dengan sesama manusia.

Dari Hadis ini, Rasul ingin memberitakan kepada umatnya bahwa dosa kepada Allah, sebesar apapun, insya Allah akan diampuni (kecuali syirik). Tetapi dosa kepada sesama manusia tidak akan diampuni kecuali orang yang bersangkutan akan memaafkan kesalahan orang lain.

Ada pula Hadis yang berbunyi Laa Rahiiban Fiil Islam, yang artinya tidak ada kerahiban di dalam Islam. Agama Muhammad tidak mengajarkan umatnya untuk menyendiri (mengisolasi diri), jauh dari keramaian, tidak menggauli tetangga, serta tidak berniat menjalin hubungan baik dengan orang lain. Islam menganjurkan agar kita dapat saling mengenal, bertukar fikiran, dan saling mengingatkan.

Lebih lanjut Lutfi mengatakan, manfaat silaturahmi akan terasa bagi orang yang gemar menjalin hubungan dengan sesamanya. Dalam hadis muttafaq alaih disebutkan, “Barangsiapa ingin umurnya dipanjangkan Allah, serta dilapangkan rezekinya, hendaklah dia (selalu) menghubungkan tali silaturahmi.” Itu artinya, bagian dari manfaat silaturahmi adalah memperpanjang umur dan menambah rezeki.

Makna kata “dipanjangkan umurnya”, kata Lutfi lagi, bukan usia secara nominal. Tetapi, atsar atau kenangan baik yang kita jalin selama ini dengan saudara-saudara kita akan tetap terjaga meskipun kita sudah meninggal.

Dari sisi hubungan sosial, fungsi bersilaturahmi lebih luas dari sekedar dua manfaat tadi. Si kaya bisa mengenal baik si miskin, ada tolong menolong di antara saudara tak sedarah (tetangga), bertambahnya ilmu dan pengalaman, dll.

Teladan Silaturahmi

Rasulullah SAW mencontohkan silaturahmi dengan cara yang sangat bervariasi. Misalnya, beliau selalu hafal dengan para jamaah yang ikut shalat bersamanya. Ketidakhadiran salah seorang jamaah selalu menjadi perhatiannya. Rasul akan bertanya ke mana gerangan si fulan berada? Mengapa ia berhalangan datang?

Selain itu, bila ada umatnya yang sakit beliau selalu menjenguknya. Demikian pula bila ada yang meninggal, beliau akan antar jenazahnya hingga ke liang kubur. Ketika diundang hadir dalam acara walimahan beliau selalu menyempatkan diri hadir. Terkadang Rasul pun mengirim makanan kepada tetangganya.

Yang terpenting. Kata Lutfi, bagaimana hak seorang Muslim harus dipenuhi oleh Muslim lainnya. Itulah yang menjadi standar Rasulullah mensyiarkan silaturahmi.

Wahana silaturahmi begitu banyak dikenalkan dan disyiarkan oleh Islam. Wahana paling sederhana adalah menebarkan salam. “Sambunglah kerabatmu, sekalipun hanya dengan mengucapkan salam kepadanya.

Sedangkan wahana paling umum ialah saling mengunjungi. Ada fatwa yang mengatakan: Kerabatmu yang tidak pernah kamu kunjungi dan tidak pula kau ringankan beban hidupnya dengan hartamu, berarti kamu telah memutuskan silaturahmi dengannya.

Abu Laits Samarqandi mengatakan: bagi family yang dekat, cara bersilaturahmi cukup dengan saling mengunjungi, memberi dan menghadiahi. Jika harta tidak ada, tenaga pun bisa. Kalau jauh, caranya dengan saling memberi kabar dan menyurati. Namun, yang lebih utama adalah saling mengunjungi.

10 Macam Keuntungan Silaturahmi

  1. Memperoleh ridha Allah
  2. Menggembirakan manusia
  3. Disukai oleh malaikat
  4. Dipuji kaum Muslimin
  5. Membuat marah para iblis dan setan
  6. Mamanjangkan usia
  7. Menambah berkah rezeki
  8. Membuat senang orang yang mati
  9. Memupuk kasih sayang sesama keluarga
  10. Menambah pahala sesudah mati
Previous
« Prev Post

adblock

Back Top