Partai politik (parpol) dalam pandangan manajemen modern merupakan organisasi jasa, yang memberi layanan kepada masyarakat, pemerintah dan berbagai pihak sebagai stakeholders-nya. Tujuan utama dari pembentukan partai politik adalah bagaimana memberikan kemakmuran dan kesejahteraan untuk bangsa dan negara. Jika dalam mencapai hal itu dibutuhkan kekuasaan, maka kekuasaan sekedar alat untuk membuat kemakmuran bangsa secara keseluruhan.
Karena itu, yang dijual parpol kepada konstituennya adalah ‘janji dan harapan’ bahwa jika mereka memilih parpol tertentu, akan membuat kebijakan dan program-program yang menguntungkan masyarakat secara keseluruhan. Janji dan harapan ini adalah kominikasi kepada masyarakat.
Dengan semakin pintarnya masyarakat, janji dan harapan yang diberikan partai politik akan diingat oleh mereka. Ketika parpol tersebut berkuasa, janji dan harapan yang pernah mereka berikan akan ditagih apakah dijalankan atau tidak. Jika tidak dijalankan, maka dalam pemilihan umum (pemilu) berikutnya masyarakat tidak akan memilih parpol tersebut.
Untuk bisa memberikan janji dan harapan kepada masyarakat sekaligus menjalankan janji tersebut, tentu saja bukan perkara mudah. Ada mekanisme organisasi internal yang rumit dan membutuhkan kerangka kerja yang luas.
Sebagai contoh misalnya, ketika sebuah partai politik menjajikan “akan membuat pemerintahan yang bersih dari korupsi,kolusi, dan nepotisme”, yang terjadi ketika partai politik tersebut berkuasa, janji tersebut bukan perkara yang bisa dijalankan dengan mudah karena sistem pemerintahan mempunyai mekanisme tersendiri dalam penyelenggaraan negara. Apakah bisa misalnya partai politik tersebut menempatkan orang-orang yang satu visi pada sektor ekonomi, hukum, dan lain-lain sehingga janji untuk penyelenggaraan pemerintahan yang bersih bisa tercapai.
Untuk bisa menjadi partai modern, sebuah partai politik perlu merumuskan visi dan misi yang jelas dan bisa dipahami masyarakat. Visi dan misi ini perlu dikomunikasikan melalui program-program nyata yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Dengan demikian, masyarakat bisa mendapatkan gambaran mau apa sebenarnya parpol tersebut.
Selanjutnya, karena mempunyai dimensi yang sangat luas partai politik harus mampu membangun jaringan sumber daya manusia yang kuat dari berbagai bidang kompetensi. Dalam kasus Indonesia, kemampuan sumber daya yang memadai inilah yang relatif masih timpang.
Untuk bisa membangun jaringan sumber daya yang mempunyai kompetensi menyeluruh, partai politik modern dibentuk bukan sekedar jangka pendek untuk mengikuti pemilu, tetapi merupakan organisasi yang mempunyai kegiatan dan aktivitas terus menerus yang bergulir dalam kerangka pendidikan politik masyarakat, terutama untuk konstituen.
Dalam kerangka kenegaraan, pendidikan politik yang disampaikan oleh partai akan mempersiapkan masyarakat untuk mengerti hak dan kewajibannya sebagai warga negara, dan di sisi lain akan memberi keuntungan untuk partai karena akan mengikat masyarakat secara moral dan rasional untuk menjadi kader ataupun anggota partai. Dengan demikian, ketika pemilu berlangsung, persiapan dan kampanye sebenarnya telah dijalankan selama beberapa tahun sebelumnya melalui program-program yang nyata.
Tidak bisa dipungkiri, partai modern juga harus mempunyai sumber dana yang cukup dan bervariasi yang dihimpun melalui berbagai usaha. Sumber dana ini sebagian besar berasal dari donasi dan sumbangan karena aturan negara melarang partai membentuk perusahaan. Untuk bisa menarik sumbangan ini, dibutuhkan program kerja yang jelas, yang tentu saja hanya bisa terlahir lewat manajemen partai yang profesional.
Pada akhirnya, karena kondisi Indonesia yang masih paternalistik, manajemen partai di Indonesia perlu dipadukan dengan karakter pemimpin partai yang bisa menjadi simbol visi partai. Adanya pemimpin yang mempunyai karakter kuat, dipadukan dengan pengelolaan yang profesional pada tingkat operasional, potensi sebuah partai menjadi besar akan sangat memungkinkan.
« Prev Post
Next Post »